MENU
Suatu menu adalah susunan hidangan sekali
makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan.
Dalam kesehatan seringkali digunakan istilah menu adekuat yaitu menu yang
mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan
keseimbangan unsur - unsur gizi yang terkandung di dalamnya.
Konsep menu adekuat menekankan adanya
unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan seimbang. Unsur gizi
yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas pemberi tenaga atau energy,
penyokong pertumbuhan, pembangun, dan pemeliharaan jaringan tubuh serta
pengatur metabolism dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh. Untuk dapat
menyusun menu yang adekuat, seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan
makanan dan zat gizi seseorang serta pegetahuan hidangan dan pengolahannya.
Syarat penyusunan menu
Suatu susunan hidangan
sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi :
1)
Mengandung makanan yang
memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang.
2)
Mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan untuk berada dalam kondisi tetap sehat serta dapat melakukan
kegiatan sehari-hari.
3)
Memenuhi nilai-nilai sosial
budaya yaitu kebiasaan, pantangan, dan sebagainya dari masyarakat yang
mengkonsumsi.
4)
Biaya terjangkau bagi konsumennya,
selain itu hal yang akan menunjang proses konsumsi yaitu kebersihan, pengolahan
yang tepat sehingga enak dimakan serta suasana menyenangkan ketika makan.
Dalam penyusunan menu
hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Ø Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pahit, pedas, jika disukai.
Ø Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah, hijau, coklat, kuning
dan sebagainya.
Ø Variasi bentuk potongan yaitu persegi, panjang, tipis, bulat dan
sebagainya.
Ø Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan yang berkuah
banyak seperti sup, sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti tumis sayur,
sambal goring serta yang kering seperti ikan goring, kering tempe.
Ø Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan
teknik pengolahan digoreng, direbus, disetup dan lainnya sehinggamemberikan
penampilan, tekstur, dan rasa berbeda pada hidangan tersebut. Sebaiknya
dihindari adanya pengulangan warna, rasa, bentuk, teknik pengolahan dalam satu
menu.
Jenis menu
a.
Menu Menurut Waktu Makan
Dalam penyusunan menu menurut
waktu makan perlu diketahui beberapa hal yaitu : menu makan pagi, biasanya
dipilih hidangan yang cepat dan mudah dalam persiapan, penyajian dan dimakan.
Contoh yang sederhana:
a.
Nasi putih
Sambal goring kering tempe
Orak-arik sayur telur
jeruk
b.
Bubur kacang hijau
Telur rebus setengah matang.
Pisang.
Menu makan siang dan makan
malam umumnya dibuat sama, atau diganti satu atau dua hidangan, maupun disusun.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu kandungan gizinya lengkap sesuai kebutuhan
keluarga. Umumnya semua bahan makanan yang termasuk empat sehat tercantum di
dalamnya : bahan makanan pemberi tenaga seperti nasi, kentang, singkong, bahan
makanan pemberi zat pembangun, yaitu lauk pauk, ikan, telur ayam, bahan makanan
pemberi vitamin dan mineral yaitu sayuran dan buah-buahan.
Disamping makan pagi, siang,
dan malam juga dapat diadakan makanan selingan. Makanan selingan berguna
sebagai penambah zat gizi, terutama kalori maupun zat gizi lainnya yang kurang
diperoleh pada waktu makan yang ada. Makanan selingan biasanya diberikan antara
makan pagi dan siang, sekitar pukul 9-10 wib dan sore hari antara waktu makan
siang dan malam sekitar pukul 4-5 wib. Contoh makan selingan adalah pisang goreng,
berbagai bubur seperti kacang hijau, kue-kue basah seperti onde-onde,kue lapis
dan lain-lain.
PENGETAHUAN BAHAN MAKANANAN
Bahan makanan adalah sesuatu
yang dibeli, dimasak, dan disajikan sebagai hidangan untuk dikonsumsi. Hidangan
yang dikonsumsi bukan hanya terdiri dari satu hidangan, tetapi dapat lebih dari
satu yang bila dihidangkan bersama haruslah merupakan kombinasi yang saling
melengkapi kebutuhan manusia. Satu hidangan terdiri dari bebrapa bahan
makanan yang masing-masing bahan makanan
mengandung beberapa jenis zat gizi yang dapat melengkapi satu sama lainnya.
Bahan makan disebut juga
bahan pangan, dapat diperoleh dalam berbagai sumber dan bentuk. Ada bahan
makanan yang disebut sayuran, daging, dan buah. Berbagai jenis bahan makanan
yang terdiri empat kelompok :
1)
Bahan makanan pokok
Bahan makanan pokok merupakan
bahan makanan yang memegang peranan penting. Bahan makanan pokok dapat dikenal
dari makanan yang dihidangkan pada waktu makan pagi, siang dan malam. Bahan
makanan pokok merupakan energy (kalori) dan mengandung banyak karbohidrat.
2)
Bahan makanan lauk pauk
Bahan makanan lauk pauk
berfungsi sumber zat gizi protein dalam menu makanan sehari-hari. Sumbernya,
dikenal bahan makanan berasal dari hewan(daging dan ikan) dan
tumbuhan(kacang-kacangan).
3)
Bahan makanan sayur mayur
Bahan makanan sayur mayor
merupakan pemberi serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak
berkuah. Sayur mayur merupakan sumber vitamin dan mineral. Contoh :sayur bayam,
kangkung, wortel dan lain-lain.
4)
Bahan makanan buah-buahan
Buah-buahan merupakan
santapan terakhir dalam suatu acara makan atau dimakan kapan saja. Buah-buahan
merupakan sumber vitamin bagi manusia. Ada jenis beberapa buah yang juga
memberi kalori yang cukup tinggi seperti lemak yang terkandung dalam advokat
atupun karbohidrat yang terdapat pada durian.
PENGOLAHAN MAKANAN
Seorang pengelola makan, baik
keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui bahwa proses pengolahan
makanan dapat meningkatkan mutu makanan
yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna.
Namun dapat juga terjadi hal
yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada
pada bahan makanna dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan
tahap-tahap dala proses penyiapan makanan yaitu penyiangan bahan makanan, pencucian,
pemotongan, dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebagai
berikut:
a)
Pencucian dan penyiangan
bahan makanan
Pencucian bahan makanan perlu
dilakukan karena ada bahan makanan yang berasal dari dalam tanah sehigga
membawa kotoran. Proses pencucian sebaiknya dilakukan sebelum pemotongan,
dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Begitu pula pada bahan makanan
nabati perlu dibersihkan misalnya kulit, batang yang keras, biji yang tidak
termakan, serat yang keras, dan bagian yang busuk atau rusak dimakan binatang.
Begitupun dengan hewan yang di siangi seperti ikan.
b)
Pemotongan Bahan Makanan
Pemotongan bahan makanan
bertujuan untuk memudahkan makanan masuk ke dalam mulut dan mengunyah, terutama
bahan makanan yang agak keras dan liat. Makanan unuk manusia lanjut usia
(manula) perlu lebih diperkecil potongannya bahkan kalau perlu dihaluskan. Pada
proses pemotongan atau penghalusan bahan makanan ini, zat-zat gizi mudah hilang
atau rusak karena zat-zat gizi dalam sel utuh masih terlindung. Namun bila
sel-sel tersebut rusak karena terpotong, perlindungan itu akan hilang dan
berakibat zat-zat gizi keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan makanan mudah
terkena udara yang mengandung oksigen dan dapat merusak zat-zat
tersebut(terjadi oksidasi). Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara luar adalah
thiamin dan vitamin A atau provitaminnya. Disamping itu, enzim yang dapat
memecah zat gizi juga dapat bekerja sehingga mempercepat pembusukan. Maka
sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan dengan jarak waktu dekat pada
saat pengolahannya. Setelah pemotongan dapat diberi bumbu untuk memperlambat
pembusukan dan menambah rasa bahan makanan.
c)
Proses Pengolahan atau
Pemasakan
Pengolahan
dilakukan dengan mempergunakan panas, baik panas langsung seperti membakar sate,
maupun panas tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara seperti
menggoreng, merebus. Panas mengubah sifat-sifat kimia makanan yang berakibat
lebih lanjut pada sifat-sifat nya.
d)
Pengaruh pengolahan pada
makanan
Pengaruh-
pengaruh yang terjadi adalah:
1.
Pecahnya dinding sel
Zat-zat
gizi berada dalam sel bahan makanan, terlindung dari hal-hal luar yang dapat
merusaknya atau mengganggunya. Pemanasan meninggikan sifat dap cerna atau
digestibilitas makanan terutama bahan makanan nabati.
2.
Melemahkan dan mematika
mikroba
Berbagai
mikroba terdapat didalam bahan makanan, ada yang tahan panas dan ada yang
tidak. Pemanasan dalam pengolahan makanan dapat meningkatkan keamanan makanan
bagi kesehatan.
3.
Mengubah berbagai zat gizi
secara positif dan negative
Beberapa
bahan makanan memiliki struktur yang tertutup yaitu berada dalam suatu kantung,
misalnya karbohidrat dari nabati. Pemansan mengembangkan kantung ini pecah oleh
enzim-enzim dalam cairan pencernaan tubuh.
Pengaruh
negatifnya, merusak sifat bahan makanan sehingga menjadi sukar atau tidak dapat
dicerna oleh tubuh. Contoh: karbohidrat berubah menjdi arang oleh pemanasan
tinggi secara langsung pada teknik pengolahan dibakar.
4.
Pemanasan yang terlalu tinggi
dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada
bahan makanan nabati maupun hewani yang diolah dengan panas tinggi sehingga
menjadi hangus, dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu
merangsang terjadinya kanker.
5.
Panas dapat meniadakan
zat-zat toksik
Beberapa
bahan makanan nabati maupun hewani mengandung zat toksik atau racun alami.
Panas dapat menetralkan pengaruh zat-zat toksik ini. Misalnya, dalam daging
ikan tertentu terdapat enzim yang dapat merusak zat gizi, dengan pemanasan
tertentu dan waktu tertentu, pengaruh tersebut dapat dihilangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar